Misalnya, keramik untuk dinding tidak sama dengan keramik yang di lantai. Terutama ketebalannya. Karena itu, keramik dinding tidak disarankan dipakai di lantai. ''Tapi, kalau keramik lantai dipakai di dinding, tidak masalah,'' ungkap Soeharsono, team leader tile center AJBS Home Improvement Center Surabaya.
Keramik untuk lantai pun dibedakan berdasar ruang. Keramik untuk kamar mandi, misalnya, berbeda dengan yang dipakai untuk ruang lain. Karena bersentuhan dengan air, keramik rentan licin. Dengan begitu, dipilih yang memiliki tekstur. Hanya, banyak yang tidak suka karena sulit dibersihkan.
Tapi, sekarang banyak ditemukan keramik dengan lapisan pelindung khusus. Saat dilihat, permukaan keramik flat tanpa tekstur. Namun ketika diraba, seperti ada guratan halus untuk mencegah permukaan menjadi licin.
Biasanya, keramik dibedakan berdasar kualitasnya. Sering disebut KW1 sampai KW3. Itu memengaruhi kualitas permukaan dan presisi kala keramik tersebut dipasang. ''Permukaan KW2 biasanya tidak rata, KW3 apalagi. Kalau harga, rasanya tidak terlalu beda jauh,'' kata Ike Vivianti, SPG Roman Tile.
Ada tip untuk memastikan keramik tersebut benar-benar KW1. Ambil dua keramik, lantas pertemukan bagian permukaannya. Untuk KW1, keramik bagian atas bisa diputar. ''Soalnya, dua permukaannya benar-benar flat. Kalau nggak bisa berputar, berarti permukaannya tidak rata,'' jelas Soeharsono. (any/c10/nda)
Home Facts
Listel. Keramik mungil untuk menciptakan batas pada lantai.
Corner. Keramik untuk membentuk motif sudut pada lantai.
Center. Keramik pembentuk motif di tengah lantai.
Listello. Keramik mungil untuk pembatas dinding, dipasang horizontal. Disebut juga sabuk dinding.
Torello. Keramik pembatas dinding, dipasang vertikal.
Inserto. Keramik pembentuk motif pada dinding.
Bon-bon atau kuku macan. Menghilangkan sudut tajam pada pertemuan keramik.